Berita Hot | Bos Pertamina: Ada bisikan yang ganggu pembangunan kilang baru!!

Bos Pertamina: Ada bisikan yang ganggu pembangunan kilang baru!!



BeritaHOT -- Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Dwi Soetjipto mengatakan, Indonesia sudah terlalu lama mencapai 25 tahun tak membangun kilang minyak. Hal ini disebabkan selama ini banyak bisikan yang menyebut pembangunan kilang minyak tidak ekonomis.
"Kita dicekoki citra bangun kilang tidak ekonomis. Di masa lalu, bangun kilang berdebat ekonomis atau tidak. Akibatnya 25 tahun tidak ada kilang baru," ujar Dwi di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (10/12).
Pertamina pun ngotot untuk bangun kilang baru guna mendukung program kemandirian energi. Tanpa pembangunan kilang baru, kata Dwi, Indonesia akan terus tergantung pada kilang-kilang minyak di luar negeri, terutama Singapura.
Dwi memaparkan, kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional sebesar 1,6 juta barel per hari. Sementara kilang di Indonesia yang dimiliki Pertamina, hanya bisa mengolah dan memproduksi BBM sebesar 800.000 bph. Untuk itu, Pertamina harus menutupi kebutuhan dari impor sebesar 800.000 bph.
Kondisi Indonesia bertolak belakang dengan kondisi Singapura. Dwi mengatakan, kebutuhan BBM di Singapura hanya 150.000 barel per hari. Sementara kilang yang dimiliki Singapura memiliki kapasitas produksi dan pengolahan minyak hingga 1,3 juta barel per hari. Kelebihan produksi itulah yang diekspor oleh Singapura ke berbagai negara, termasuk Indonesia.
"Kita tergantung kilang Singapura," jelas dia.
Dwi menambahkan, saat ini Pertamina berhasil memperoleh tambahan kemampuan mengolah minyak setelah mengakuisisi dan mengoperasikan kilang PT Trans Pacific Pertrochemical Indotama (TPPI) di Tuban dan program Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Cilacap, Jawa Tengah.

 
"Sekarang kemampuan kilang kami jadi 880.000 barel. Ini tambahan dari TPPI dan RFCC," pungkas dia.
Sebelumnya, di Istana Kepresidenan, Dwi memaparkan bahwa Pertamina sedang menggarap percepatan pembangunan kilang minyak sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dwi menyebut total nilai proyek kilang tersebut mencapai USD 40 miliar atau mencapai Rp 553 triliun (Rp 13.825 per USD).
"Kami tadi juga laporkan bahwa yang RDMP (Refining Development Masterplan Program) Cilacap sudah ditandatangani awalnya, kemudian nanti yang di Balikpapan segara setelah akhir Desember ini kita minta ditandatangani awalnya," jelas Dwi.
Dwi memaparkan ada 4 lokasi kilang RDMP atau peningkatan kapasitas dan 2 lokasi kilang baru. Untuk kilang yang ditingkatkan kapasitasnya yakni di Cilacap dengan alokasi dana sekitar USD 5,5 miliar, Balikpapan sekitar USD 5,5 miliar, Balongan dan Dumai masing-masing sekitar USD 4-4,5 miliar. Untuk kilang baru di Bontang dan Tuban diperkirakan membutuhkan dana pembanguna mencapai USD 10 miliar untuk masing-masing lokasi.


                                                    PLEASE CLICK DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar