Berita Hot | DPR panggil Kasau soal ucapan Indonesia tak bisa buat alutsista!

DPR panggil Kasau soal ucapan Indonesia tak bisa buat alutsista!



BeritaHOT-- 
Komisi I DPR bakal memanggil Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Agus Supriatna untuk meminta penjelasannya terkait pernyataannya, bahwa Indonesia tak mampu memproduksi alutsista sendiri. Alasan inilah yang pada akhirnya dijadikan bagi TNI AU tak memilih helikopter EC-725 Cougar dari PT DI untuk heli VVIP Presiden Jokowi.

"Komisi I akan undang rapat KASAU dan PT DI secara terpisah," kata Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, saat dihubungi, Senin (30/11).

Klarifikasi yang hendak diketahui Komisi I, lanjutnya, termasuk soal kapasitas produksi PT DI, baik untuk pesanan TNI AU maupun dari pihak lainnya.

"Bagus jika dilakukan audit kapasitas produksi PT DI," sebutnya.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menjelaskan, pihaknya belum secara rinci membahas rencana pembelian helikopter jenis VVIP karena renstra minimum essential force (MEF) masih dimatangkan pihak Kementerian Pertahanan dan TNI.

"Komisi I mendorong penglibatan industri pertahanan nasional dalam pengadaan alutsista termasuk heli angkut berat. Baik TNI AU maupun PT DI tidak boleh memaksakan sumber produk tertentu jika tidak sesuai dengan rencana kebutuhan," ucapnya. 

Seperti diketahui, Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Agus Supriatna menyatakan bahwa PT Dirgantara Indonesia belum bisa membuat produksi dalam negeri alat utama sistem persenjataan untuk TNI. Hal itu dibuktikan PT Dirgantara Indonesia selalu bekerjasama dengan perusahaan militer di luar negeri. 

"Tapi kami kerjasama dengan PT DI, jadi belum sanggup PT DI buat. Contoh pembelian heli Apache sanggup tidak PT DI. Dari mana heli dan pesawat beli dari Airbus dan Amerika kan? Dari luar kan semua," kata Marsekal Agus di Mabes TNI AU, Jakarta, Senin (30/11).

Karena itu TNI AU tak memilih helikopter EC-725 Cougar dari PT DI untuk heli VVIP Presiden Jokowi. Menurut Agus, heli AW-101 dari luar negeri sudah masuk dalam rencana strategis 2015-2016. 

Pihaknya memilih heli AW-101 atas kajian lantaran TNI AU membutuhkan heli angkut berat. Heli AW-101 memiliki kabin dengan ketinggian 180 cm dan kapasitas angkut 80 ton, serta mempunyai tiga mesin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar